Jonathan and His Love Language
Jonathan telah sampai dipekarangan rumah milik sahabatnya—April— sembari membawa dua kantung plastik bertuliskan 'Martabak Kang Thohar'.
Meraih ponsel yang nerada di kantungnya, mencari nama sang pemilik rumah.
“Halo, pril. Gue di depan.”
”...”
“Gak, gue cuman mau ngasih ini aja. langsung balik gue. ditunggu anak anak.”
”...”
Jonathan menutup panggilannya. Dilihatnya ke depan pintu rumah si pemilik, terlihat perempuan berkucir kuda—yang ketahui bernama April— berlari kecil menghampiri Jonathan sembari menampilkan senyum khasnya.
“JO! makasih yaaa!”
“Iye, selow. bagi bagi lu sama kak janu. nanti kalo habis gue beliin lagi, gampang.”
“Iyaaaaa, thanks a lot jo hehe. kang thohar kan?”
“hm, si akang nanyain lo tuh.”
“ahaha iya besok gue kesana deh, kangen.”
“sama gue?”
“apaan lo nyet.”
“yaudah besok gak lagi dah gua beliin martabak.”
“bisa minta kak nuar.”
“dih kayak mau aja dia.”
“ya engga si. gak bakal ya kan.”
“yaudah dah gue langsungan ya. kasian si becca nungguin.”
“siapa becca? cewe mana lagi jo? ahaha.”
“sialan. gaaak itu vespanya si bang tian. dah ya gue balik.”
Jonathan berlalu, mengahmpiri vespa hijau di depan rumah April.
“ntar malem call gue!”
Dengan begitu Jonathan benar-benar pergi.